Beranda | Artikel
Bacaan Istighfar Setelah Shalat Wajib yang Paling Bagus - Syaikh Shalih al-Ushoimi #NasehatUlama
Selasa, 30 November 2021

Bacaan Istighfar Setelah Shalat Wajib yang Paling Bagus – Syaikh Shalih al-Ushoimi #NasehatUlama

Terdapat 6 zikir setelah shalat.

Pertama:
Membaca istighfar sebanyak 3 kali. Dan lafazh yang paling sempurna adalah (ASTAGHFIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIIH). Sedangkan yang paling pendek adalah (ASTAGHFIRULLAAH)

Inilah zikir pertama yang dapat dibaca setelah selesai mengerjakan shalat fardhu lima waktu, yaitu membaca istighfar sebanyak tiga kali, berdasarkan riwayat Imam Muslim dari al-Walid bin Muslim, dari Abu ‘Amr al-Auza’i, dari Syaddad bin ‘Ammar, dari Abu Asma’ ar-Rahabi, Dari Tsauban -radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata: Bahwa apabila Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah menyelesaikan shalatnya, beliau membaca istighfar sebanyak 3 kali. Dan makna dari kata (انْصَرَفَ) yakni telah melakukan salam. Dan kalimat ‘selesai dari shalat’ yang disebutkan dalam hadits-hadits Nabi memiliki dua makna.
Dan kalimat ‘selesai dari shalat’ yang disebutkan dalam hadits-hadits Nabi…memiliki dua makna.

Pertama: Telah melakukan salam (di akhir shalat)
Pertama: Telah melakukan salam (di akhir shalat)
Kedua: Telah selesai shalat dan pergi meninggalkan masjid. Telah selesai shalat dan pergi meninggalkan masjid.

Dan makna yang dimaksud dalam hadits ini adalah yang pertama (yaitu telah melakukan salam di akhir shalat) Yakni apabila Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah menutup shalatnya dengan salam, beliau beristighfar sebanyak 3 kali. Hadits ini menyatakan bahwa beliau beristighfar, tanpa menentukan lafazh istighfarnya. Dan pada lanjutan riwayat Imam Muslim disebutkan, al-Walid bin Muslim berkata, “Aku bertanya kepada al-Auza’i, bagaimana istighfar itu?”
Ia menjawab, “Dengan mengucapkan ‘ASTAGHFIRULLAAH’.” “Aku bertanya kepada al-Auza’i, bagaimana istighfar itu?” Ia menjawab, “Dengan mengucapkan ‘ASTAGHFIRULLAAH’.”

Inilah lafazh yang paling minimal. Karena permohonan ampun terkandung pada lafazh itu, sebab seorang yang memohon ampunan secara pasti mengucapkan ‘Astaghfirullah’ (Aku memohon ampun kepada Allah)
Dia memohon ampun dengan lafazh tersebut.
Dan imam al-Auza’i tidak menyebutkannya sebagai riwayat hadits, sehingga ia tidak menisbatkannya kepada perawi sebelumnya.

Ini kemungkinan ia mengatakannya berdasarkan pemahamannya, yakni permohonan ampun yang harus diucapkan seseorang adalah dengan ucapan (ASTAGHFIRULLAAH)
Dan aku belum menemukan hadits Nabi atau ucapan para salaf dari kalangan sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in yang menetapkan lafazh istighfar yang dibaca setelah shalat dengan lafazh tertentu.

Dan lafazh istighfar yang paling baik adalah yang diriwayatkan oleh Abu Daud, dari Ali -radhiyallahu ‘anhu-, Ia berkata: Jika Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- sebelum melakukan salam di akhir shalatnya beliau mengucapkan: “ALLAAHUMMAGHFIR LII MAA QODDAMTU WAMAA AKH-KHORTU WAMAA ASRORTU WAMAA A’LANTU WAMAA ASROFTU WAMAA ANTA A’LAMU BIHI MINNII ANTAL MUQODDIMU WA ANTAL MU-AKH-KHIRU LAA ILAAHA ILLAA ANTA.”

Para perawinya tsiqat (dapat dipercaya), namun yang lebih kuat (terkait dengan doa istighfar tersebut) adalah lafazh pada riwayat Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim, yang di Shahih Muslim itu disebutkan bahwa beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam- membaca istighfar dengan lafazh tersebut sebelum melakukan salam. Yakni ia termasuk zikir yang dibaca sebelum seseorang melakukan salam. Sehingga makna kalimat dalam riwayat ini (كَانَ إذَا سَلَّمَ) yakni jika telah dekat melakukan salam (sebelum salam), maka ia adalah doa terakhir yang ia baca sebelum salam.

Dengan demikian, tidak ada satu riwayat yang menetapkan lafazh khusus istighfar yang dimaksud dalam riwayat Tsauban -radhiyallahu ‘anhu-, “Membaca istighfar sebanyak tiga kali”. Dan beberapa ulama fiqih menyebutkan beberapa lafazh tambahan dari (Astaghfirullah) Seperti dengan mengucapkan (ASTAGHFIRULLAAHAL ‘AZHIIM) Atau (ASTAGHFIRULLAAHAL LADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QOYYUUM) Yakni mereka menyebutkan bahwa Nabi beristighfar dengan lafazh (ASTAGHFIRULLAAH), atau dengan lafazh lainnya yang telah kita sebutkan itu.

Dan penetapan lafazh (Astaghfirullah) merupakan yang paling pendek, karena ia yang paling minimal. Karena jika seseorang mengucapkan (Astaghfirullah), maka dapat dikatakan ia telah memohon ampun.

Namun lafazh ini tidak dapat ditetapkan sebagai lafazh satu-satunya, karena dalam hadits tidak ada hal yang menunjukkan penetapan lafazh ini saja. Dan lafazh istighfar yang paling sempurna adalah yang senantiasa dibaca Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- di akhir-akhir masa hidup beliau setelah surat an-Nasr diturunkan kepada beliau. Yaitu dengan mengucapkan (ASTAGHFIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIHI)Inilah lafazh istighfar yang paling banyak diucapkan Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- di akhir-akhir masa hidup beliau, sebagaimana yang disebutkan dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim Namun -sebagaimana yang disebutkan dalam Shahih Muslim, yang sebenarnya ada dalam Shahih al-Bukhari-bahwa lafazh ini tidak menyelisihi hadits riwayat Syaddad bin Aus dalam Shahih al-Bukhari tentang bacaan Sayyidul Istighfar, dan hadits itu menyebutkan zikir yang telah banyak dikenal ini. Zikir ini adalah Sayyidul Istighfar (tuan atau rajanya istighfar) dari sisi keagungan kandungannya. Adapun dari sisi pengamalan, maka disebutkan dalam sunnah bahwa bacaan Sayyidul Istighfar dibaca pada zikir pagi dan sore. Sedangkan dari sisi banyaknya istighfar yang harus dibaca seseorang maka lafazh zikirnya adalah (ASTAGHFIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIIH). Sebagaimana Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- memperbanyak bacaan istighfar ini. Sehingga lafazh istighfar yang paling sempurna adalah (ASTAGHFIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIIH) Dan para ulama yang membahas zikir-zikir, hanya menyebutkan lafazh (ASTAGHFIRULLAAH), karena ia adalah kadar minimal ucapan istighfar. Dengan demikian, orang yang selesai shalat fardhu disyariatkan untuk beristighfar dengan mengucapkan (ASTAGHFIRULLAAH), atau (ASTAGHFIRULLAAHA…

================================================================================

وَهِيَ سِتَّةُ أَذْكَارٍ

الِاسْتِغْفَارُ ثَلَاثًا

وَأَكْمَلُهُ أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

وَأَدْنَاهُ أَسْتَغْفِرُ اللهَ

هَذَا هُوَ النَّوْعُ الْأَوَّلُ مِنَ الْأَذْكَارِ الَّتِي تُقَالُ

دُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ الْمَفْرُوضَةِ

وَهُو الِاسْتِغْفَارُ ثَلَاثًا

لِمَا رَوَاهُ مُسْلِمٌ مِنْ حَدِيثِ الْوَلِيدِ بْنِ مُسْلِمٍ

عَنْ أَبِي عَمْرٍو الْأَوْزَاعِيِّ

عَنْ شَدَّادِ بْنِ عَمَّارٍ

عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ الرَّحَبِيِّ

عَنْ ثَوْبَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ

اِسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا

وَمَعْنَى انْصَرَفَ سَلَّمَ

وَالِانْصِرَافُ مِنَ الصَّلَاةِ الْوَارِدُ فِي الْأَحَادِيثِ النَّبَوِيَّةِ

لَهُ مَعْنَيَانِ

وَالِانْصِرَافُ مِنَ الصَّلَاةِ الْوَارِدُ فِي الْأَحَادِيثِ النَّبَوِيَّةِ

لَهُ مَعْنَيَانِ

أَحَدُهُمَا التَّسْلِيمُ مِنْهَا

أَحَدُهُمَا التَّسْلِيمُ مِنْهَا

وَالْآخَرُ الْقِيَامُ عَنْهَا بِالْخُرُوجِ مِنَ الْمَسْجِدِ

الْقِيَامُ عَنْهَا بِالْخُرُوجِ مِنَ الْمَسْجِدِ

وَالْمُرَادُ هُنَا هُوَ الْأَوَّلُ

فَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ مُسَلِّمًا

اِسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا

وَالْحَدِيْثُ خَبَرٌ عَنْ وُقُوعِ الِاسْتِغْفَارِ

دُونَ تَعْيِينِ صِيْغَتِهِ

وَعِنْدَ مُسْلِمٍ بَعْدَهُ

قَالَ الْوَلِيدُ ابْنُ مُسْلِمٍ

قُلْتُ لِلْأَوْزَاعِيِّ مَا الِاسْتِغْفَارُ؟

قَالَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ

قُلْت لِلْأَوْزَاعِيِّ مَا الِاسْتِغْفَارُ؟

قَالَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ

وَهَذَا قَدْرٌ مَجْزُوْمٌ بِهِ

لِأَنَّ الْخَبَرَ عَنْ سُؤَالِ الْمَغْفِرَةِ يَقَعُ بِهِ

فَإِنَّ الْمُسْتَغْفِرَ يَقُولُ جَزْمًا أَسْتَغْفِرُ اللهَ

لِأَنَّهُ يَطْلُبُ الْمَغْفِرَةَ وَيَسْتَدْعِيْهَا بِهَذَا الْقَوْلِ

وَلَمْ يَذْكُرِ الْأَوْزَاعِيُّ كَوْنَهُ مُسْنَدًا

فَلَمْ يَأْثُرْهُ عَمَّن فَوْقَهُ

فَيُحْتَمَلُ أَنْ يَكُونَ قَالَهُ مِنْ قِبَلِ فَهْمِهِ

أَيْ أَنَّ مَعْنَى الِاسْتِغْفَارِ الْمَطْلُوبِ مِنَ الْعَبْدِ

أَنْ يَقُولَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ

وَلَمْ أَجِدْ فِي الْأَحَادِيثِ النَّبَوِيَّةِ وَلَا الْآثَارِ السَّلَفِيَّةِ

عَنِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالتَّابِعِيْهِمْ

مَا يُعَيِّنُ الِاسْتِغْفَارَ

الْوَارِدَ بَعْدَ الصَّلَاةِ فِي صِيغَتِهِ

وَأَمْثَلُ مَا جَاءَ فِيهِ

مَا رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

أَنَّهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذَا سَلَّمَ مِنَ الصَّلَاةِ

قَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ . الْحَدِيثَ

وَرِجَالُهُ ثِقَاتٌ

لَكِنَّ الْمَحْفُوظَ فِيهِ لَفْظُ مُسْلِمٍ فِي صَحِيحِهِ

أَنَّهُ كَانَ يَقُولُهُ بَيْنَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُهُ قَبْلَ التَّسْلِيمِ

يَعْنِي فِي الْأَذْكَارِ الَّتِي تَكُونُ قَبْلَ سَلَامِ الْإِنْسَانِ

فَمَعْنَى قَوْلِهِ فِي هَذِهِ الرِّوَايَةِ كَانَ إذَا سَلَّمَ

يَعْنِي إذَا قَرُبَ مِنَ التَّسْلِيمِ

فَيَجْعَلُهُ مِنْ آخِرِ دُعَائِهِ

فَلَمْ يُؤْثَرْ شَيْءٌ مُعَيَّنٌ فِي تَبْيِينِ صِيْغَةِ الِاسْتِغْفَارِ

الْمُرَادَةِ فِي قَوْلِ ثَوْبَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اسْتَغْفَرَ ثَلاثًا

وَوَقَعَ فِي كَلَامِ جَمَاعَةٍ مِنَ الْفُقَهَاءِ

الزِّيَادَةُ عَلَى أَسْتَغْفِرُ اللهَ

بِأَنَّ يَقُولَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ

أَوْ أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

فَذَكَرُوا أَنَّهُ يَسْتَغْفِرُ بِقَوْلِ أَسْتَغْفِرُ اللهَ

أَوْ بِهَذِهِ الصِّيَغِ الَّتِي ذَكَرْنَا

وَالْحُكْمُ بِأَنَّ قَوْلَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ هُوَ الْأَقَلُّ

لِأَنَّهُ الْمَجْزُومُ بِهِ

فَإِذَا قَالَ الْإِنْسَانُ أَسْتَغْفِرُ اللهَ

قُطِعَ بِأَنَّهُ اسْتَغْفَرَ

لَكِنْ يَتَعَذَّرُ تَعْيِيْنُهُ جَزْمًا دُونَ غَيْرِهِ

إِذْ لَيْسَ فِي الْأَخْبَارِ مَا يَقْتَضِي تَعْيِينَ هَذِهِ الْكَلِمَةِ دُونَ غَيْرِهَا

وَأَكْمَلُ الِاسْتِغْفَارِ

مَا كَانَ يُلَازِمُهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

فِي آخِرِ حَيَاتِهِ بَعْدَ نُزُوْلِ سُورَةِ النَّصْرِ عَلَيْهِ

وَهُوَ قَوْلُهُ أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

فَإِنَّ هَذَا كَانَ أَكْثَرَ اسْتِغْفَارِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

فِي آخِرِ عُمُرِهِ

كَمَا ثَبَتَ فِي الصَّحِيحَيْنِ

وَلَا يُعَكِّرُ كَمَا ثَبَتَ فِي صَحِيحِ مُسْلِمٍ

وَأَصْلُهُ عِنْدَ الْبُخَارِي

وَلَا يُعَكِّرُ عَلَى هَذَا حَدِيثُ شَدَّادِ ابْنِ أَوْسٍ

عِنْدَ الْبُخَارِيِّ سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ

وَذَكَرَ الْذِكْرَ الْمَشْهُورَ

فَإِنَّ هَذَا سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ بِاعْتِبَارِ عَظَمَةِ مَا فِيهِ

أَمَّا بِاعْتِبَارِ الْعَمَلِ

فَإِنَّ الْوَارِدَ فِي السُّنَّةِ جَعَلَهُ فِي أَذْكَارِ الصَّبَاحِ وَالْمَسَاءِ

أَمَّا بِاعْتِبَارِ الْعَمَلِ فِيمَا يُكْثِرُ مِنْهُ الْعَبْدُ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ

فَهُوَ أَنْ يَقُولَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

كَمَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

يُكْثِرُ مِنْ ذَلِكَ

فَأَكْمَلُ الِاسْتِغْفَارِ هُوَ قَوْلُ أَسْتَغْفِرُ اللهَ

وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

وَاقْتَصَرَ الْمُتَكَلِّمُونَ فِي الْأَذْكَارِ

عَلَى قَوْلِ أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِأَنَّهَا أَقَلُّ الْقَدْرِ الْمَجْزُومِ بِهِ

فَيُشْرَعُ لِلْفَارِغِ مِنْ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ أَنْ يَسْتَغْفِرَ

بِقَوْلِهِ أَسْتَغْفِرُ اللهَ

أَوْ بِقَوْلِهِ أَسْتَغْفِرُ اللهَ

وَأَتُوبُ إِلَيْهِ وَهِيَ أَكْمَلُ وَاللهُ أَعْلَمُ

 


Artikel asli: https://nasehat.net/bacaan-istighfar-setelah-shalat-wajib-yang-paling-bagus-syaikh-shalih-al-ushoimi-nasehatulama/